Membahas Berbagai Masalah Agama, Tasawuf, Usuluddin, Fikih dan Lainnya.

Rabu, 21 Maret 2018

Mantappp!! Inilah 3 Solusi Hidup Bahagia Dalam Kondisi Apapun



Solusi Hidup Bahagia Dalam Kondisi Apapun - Proses kehidupan di dunia memang tak bisa di pandang sebelah mata, meskipun kadang sudah berusaha baik dan berusaha bangkit dari keterputukan namun kadang masih mentok di perihal yang sama.

Kita sering menghadapi keruwetan persoalan dalam kehidupan. Kita pusing memikirkan besok mau makan apa. Kita bingung bagaimana nasib anak-anak kita nanti. Kita juga ingin agar suatu persoalan yang sedang mengganjal bisa cepat selesai agar kita tidak lagi disulitkan olehnya.
Banyak orang menjadi frustasi dalam persoalan yang dia hadapi karena semakin kuat dia berusaha untuk menyelesaikan, semakin kuat pula persoalan itu melilitnya. Seolah-oleh seluruh energi dan waktu yang dihabiskan tetap tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hal ini tidak jarang membuat seseorang putus asa dan merasa Tuhan tidak adil kepada dirinya.

Dalam perjalanan hidup, mungkin kita penah merasakan saat-saat merasa tak berdaya, merasa tak punya apa-apa, merasa kerdil, merasa semua orang tak peduli. Tiba-tiba ingin marah entah pada siapa dan entah karena apa. Mungkin, ada saat begitu lelah terasa melalui hari. Terseok-seok mengeja makna. Senyum yang mengembang terasa begitu kering. Sapaan tulus teman selalu ditanggapi dengan sinis. Padahal, apa salah mereka? Tak ada. Namun semuanya terasa mengganggu dan tidak membuat nyaman. Tidur dengan kening berkerut. Dan helaan nafas selalu terasa berat. Diperparah dengan rasa hambar terhadap semua sentuhan-Nya.

Ada apa dengan diri? Masih bagus ketika kemudian diri menyadari ada sesuatu yang ‘aneh’ yang terjadi padanya. Artinya, segera terbuka kesempatan untuk memperbaiki sesuatu yang mungkin telah rusak, terkikis, atau hilang. Tanyakan pada hati tentang ini semua. Kejujuran hati akan memberikan jawaban apa adanya ketika diri mengizinkannya. Mungkin ini jawaban dari semua rasa yang ada.

Hubungan dengan Allah yang Terabaikan

Kesibukan yang amat sangat, seringkali menjadi kambing hitam atas segala ‘kekacauan’ yang terjadi dalam ‘diri kita’. Padahal itu bukan penyebab utama. “Coba buat perencanaan setiap hari, buatlah waktu khusus untukmu dan untuk-Nya.

Tahajud yang terlewat begitu saja, tilawah yang sering terabaikan karena begitu sibuknya, shalat yang tak lagi sepenuh hati, waktu-waktu ijabah doa yang mudah terlewat, majelis dzikir yang diikut setengah hati atau bahkan sangat ringan untuk tak mengikutinya, semuanya lama kelamaan pasti akan ‘mengacaukan’ hubungan kita dengan-Nya.

Jika hubungan kita dengan-Nya mengalami kekacauan, tunggulah, pasti kekacauan demi kekacauan lain akan mengikuti. Seperti halnya membaiknya segala urusan seiring dengan membaiknya hubungan kita dengan-Nya.


Melakukan Kemaksiatan

Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia.” (HR Muslim).

Kemaksiatan atau dosa yang dilakukan ibarat tinta pekat yang menetes pada selembar kain putih. Hati, seperti halnya kain putih, jika ditetesi oleh tinta secara terus menerus tanpa dicuci, lama kelamaan akan berubah menjadi sepekat tinta, bahkan lebih.


Hati yang kelam dan usang adalah tempatnya kegelisahan dan ketidakpastian. Setan mudah memainkannya sehingga terasa sempitlah hidup dan dunia ini.

Sebenarnya untuk bahagia tidaklah sulit, jika ada tekad yang kuat dari dalam dir. nah, inilah  3 solusi agar hidup bahagia 

Perbaiki Hubungan dengan Allah

Dalam pandangan Allah, segala urusan yang kita khawatirkan dan takutkan adalah mudah bagi-Nya. Seringkali kita berusaha menjalani itu semua dengan kekuatan diri sendiri, merasa sebagai superman yang mampu menghadapi segala-galanya. Dan Allah ingin menunjukkan bahwa sebenarnya kita tidak bisa apa-apa.

Lantas bagaimanakah seharusnya menghadapi urusan-urusan dunia yang menyulitkan tersebut? Apakah kita bisa menghindarinya? Atau apakah semua itu memang harus dijalani?

Dalam kitab Nahjul Balaghah, Ali bin Abi Thalib mengajarkan kepada kita:

“Barangsiapa membereskan hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Allah akan membereskan hubungan antara dia dan manusia semuanya. Barangsiapa membereskan urusan akhiratnya, niscaya Allah akan membereskan baginya urusan dunianya. Barangsiapa selalu menjadi penasihat yang baik bagi dirinya, niscaya Allah akan menjaganya dari segala bencana.”

Mengutip kata-kata di atas, kunci dari segala persoalan yang menimpa diri kita adalah rusaknya hubungan dengan Allah. Kita terputus dengan-Nya sehingga merasa apa yang kita hadapi tidak terhubung. Padahal segala sesuatu dalam pengetahuan-Nya dan Allah dengan mudah akan membalikkan segala urusan kita dalam sekejap mata.

Karenanya jika ditimpa persoalan yang membuat sulit seakan dunia mau runtuh, periksalah hubungan kita dengan Allah. Apakah ada hak-hak-Nya yang kita langgar? Perintahnya yang kita langgar? Atau larangan-Nya yang terus menerus kita lakukan? Perbaikilah persoalan kita dengan Allah dan niscaya Dia dengan mudah akan membereskan dan memperbaiki segala urusan dunia kita.

Barangsiapa memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki hubungan antara dia dan manusia semuanya.

Perbanyak Membaca Shalawat





Di samping itu seringlah membaca shalawat kepada Nabi, na selain memiliki nilai ibadah shalawat memiliki daya magis untuk selalu ingat Allah dan rasul Nya sehingga minimal ada rasa berat untuk melakukan sesuatu yang di larang oleh Allah dan Rasul Nya.

Barangsiapa yang rutin membaca shalawat maka akan dimudahkan segala urusannya danmampu menjalani hidup bahagia bagaimanapun keadaannya.

Bergaul dengan Orang yang shalih

Bergaul dengan orang yang shalih juga menjadi solusi agar hidup bahagia karena efek dari pergaulan tersebut akan menghasilkan sifat tawadhu' dan hati-hati dalam bersikap, sehingga ketika nafsu membuncah selalu ada rem yang kuat barakah doa-doa mereka.

mudah-mudahan bermanfaat dan kita bisa istiqomah dalam menjalani segala kewajiban yang di titahkan oleh Allah dan Rasul Nya. wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: