Membahas Berbagai Masalah Agama, Tasawuf, Usuluddin, Fikih dan Lainnya.

Minggu, 25 Februari 2018

Biografi Singkat KH.Maimun Zubair, Sarang Rembang

Nama Mbah Maimun Zubair tentu tidak asing lagi untuk kalangan muslim di Indonesia. Apalagi kalangan santri. Akan tetapi meskipun tau nama dan keilmuannya belum tentu tau asal usulnya.


Sosok profil dan biodata KH. Maimun Zubair selain seorang yang faqih, artinya ahli fiqih, beliau juga termasuk Muharrik atau penggerak. KH. Maimun Zubair adalah teman akrab dari KH. Sahal Mahfudh Kajen, beliau berdua adalah teman karib yang sama-sama merupakan seorang santri kelana yang menuntut ilmu di berbagai pesantren. Bukan saja pesantren di tanah Jawa, bahkan beliau berdua juga menuntut ilmu agama Islam, ilmu-ilmu syariat di tenah Hijaz atau Timur Tengah. Mungkin kita sudah sering sekali mengengar dawuh-dawuh dan tausiah dari profil KH. Maimun Zubair, namun untuk biodata dan biografi lengkapnya belum begitu memahami.nah, dibawah ini admin akan mengenalkan biografi singkat dari mbah Maimun Zubair. yuk di simak.

KH. Maimun Zubair adalah seorang ulama yang dilahirkan di daerah Sarang, Rembang Jawa Tengah. Beliau dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan. Namun dalam pribadi Mbah Moen, semua itu tersinergi secara padan dan seimbang.

Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya ikut mengeras. Beliau adalah gambaran dari pribadi yang santun dan matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau yang hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri.

Sebelum menginjak remaja, beliau diasuh langsung oleh ayahnya untuk menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah dan bermacam Ilmu Syara’ yang lain. Ayahanda beliau, Kyai Zubair, adalah murid Syaikh Sa’id Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky.

Sekitar tahun 45, beliau memulai pendidikannya di Pondok Lirboyo Kediri, dibawah bimbingan KH. Abdul Karim yang biasa dikenal sebagai Mbah Manaf. Selain kepada Mbah Manaf, Beliau juga menimba ilmu agama dari KH. Mahrus Ali juga KH. Marzuqi.

Pada usia 21 tahun, beliau melanjutkan studinya ke Makkah Al-Mukarromah. Perjalanannya ke Makkah ini diiringi oleh kakeknya sendiri, yakni KH. Ahmad bin Syu’aib.

Beliau menerima ilmu dari sekian banyak orang kompeten di bidangnya, antara lain Sayyid ‘Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, dan Syaikh Yasin bin Isa Al- Fadani.

Dua tahun lebih Beliau menetap di Makkah Al- Mukarromah. Sekembalinya dari tanah suci, beliau memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada ulama-ulama di Jawa saat itu antara lain: KH. Baidlowi (mertua beliau), serta KH. Ma’shum, keduanya tinggal di Lasem. Selanjutnya KH. Ali Ma’shum Krapyak Jogjakarta, KH. Bisri Musthofa (ayahanda Mustofa Bisri) Rembang, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas, Buntet Cirebon, Sayikh Ihsan, Jampes Kediri dan juga KH. Abul Fadhol, Senori.

Pada tahun 1965 beliau mengabdikan diri berkhidmat pada ilmu-ilmu agama. Hal itu diiringi dengan berdirinya Pondok Pesantren yang berada di sisi kediaman beliau. Pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang ada di Sarang.

Dalam kesehariannya, profil KH. Maimun Zubair mengasuh di Pondok Pesantren Al Anwar yang juga lokasinya berada di Sarang, Rembang Jawa Tengah. Kealiman dan perhatian beliau terhadap berbagai ilmu Islam memang diturunkan dari Ayah beliau yang juga merupakan seorang Ulama. Ayah dari KH. Maimun Zubair adalah almarhum Almaghfur lah Kiai Zubair. Kyai Zubair atau ayahanda KH. Maimun Zubair ini adalah seorang alim ulama yang merupakan murid dari Ulama besar Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky. Riwayat Pendidikan KH. Maimun Zubair Kedalaman ilmu agama dari orang tua KH. Maimun Zubair itulah merupakan sebuah dasar pendidikan agama yang membentuk KH. Maimun Zubair seperti sekrang ini. Setelah mengaji dan mendalami ilmu agama dari Ayahnya, kemudian KH. Maimun Zubair meneruskan mondoknya di Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki Dahlan. Tidak hanya di Indonesia, KH. Maimun Zubair kemudian melanjutkan kelana ilmunya di Makkah Mukarromah pada usia 21 tahun. Ketika melakukan perjalanan ke Mekkah ini, profil biodata KH. Maimun Zubair ditemani oleh kakeknya sendiri yaitu KH. Ahmad bin Syuaib. Di Mekkah, KH. Maimun Zubair banyak mengaji kepada ulama-ulama besar seperti Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan ulama-ulama lainnya. Meski sedang mencari ilmu di Mekkah, namun profil KH. Maimun Zubair tetap menyempatkan untuk menuntut ilmu kepada Ulama Jawa yang berada di Mekkah seperti Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban) dan beberapa Ulama lainnya. Dalam catatan sejarah hidupnya, KH. Maimun Zubair tidak hanya mengabdikan diri pada agama saja. Namun beliau juga adalah seorang yang sangat aktif di berbagai bidang sebagai pengabdian beliau kepada negara. KH. Maimun Zubair pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun, selain itu beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI yang mewakili daerah Jawa Tengah. Kini, beliau masih aktif sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Demikianlah Biografi singkat KH. Maimun Zubair, semoga menambah motivasi kita agar tetap terus belajar tanpa mengenal lelah.

Tidak ada komentar: