BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.....
BAB 04. SEGALA KEBUTUHAN MANUSIA SUDAH DIATUR OLEH ALLAH
BAB 04. SEGALA KEBUTUHAN MANUSIA SUDAH DIATUR OLEH ALLAH
“Istirahatkanlah
dirimu dari memikirkan duniamu, karena sudah ada yang menjamin duniamu Ia
adalah Allah, maka janganlah sekal-kali engkau
menghabiskan pikiranmu untuk urusan duniamu”.
Yang dimaksud Tadbir
ialah merencanakan sesuatu hal yang akan diusahakan pada suatu hari nanti
dengan disertai rasa takut akan hasil yang diperoleh, dan ia tidak memasrahkan
hasilnya pada Allah.
Kita sebagai hamba
Allah memang diwajibkan berusaha dan bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup
kita, akan tetapi setelah berusaha dan bekerja janganlah mengkhawatirkan hasil
yang akan kita peroleh nantinya, apakah hasilnya sesuai yang diharapkan atau
tidak sebaiknya kita serahkan sepenyhnya kepada Allah saja. Karena Dialah yang
lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.
Apapun pekerjaan yang
sedang kita jalani hari ini, lakukanlah dengan suka rela dan usahakan untuk
mengikhlaskan hati kita untuk mengerjakannya. Meskipun apa yang sekarang
bukanlah yang diinginkan teapi Allah sudah mengatur itu. Karena Allah akan
memberi kepada hamba Nya yang Ia kasihi apa yang dibutuhkan oleh hamba
tersebut bukan apa yang diinginkannya.
Dan apa yang Allah berikan untuk hamba Nya pastilah itu yang terbaik untuk si
hamba.
Misal, kita
menginginkan kendaraan mewah yang terparkir di rumah kita, kemudian kita
berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya, tak kenal siang dan malam tetap
bekerja. Namun ternyata apa yang diinginkannya tidaklah kesampaian jangankan
kendaraan mewah untuk bertahan hidup saja susah. Mungkin disaat itulah kita
harus sadar bahwa yang terbaik untuk kita bukanlah kekayaan dan kemewahan itu.
Allah terlalu sayang kepada kita sehingga Ia tak mengizinkan kita untuk
tergelincir dalam lembah kesesatan dikarenakan kemewahan tersebut. Kembalilah
pad diri lihatlah ni’mat yang ada padamu lalu bersyukurlah,rasalah dengan hati
betapa ni’mat Allah yang diberikan kepada kita sebegitu besarnya hingga kita
sendiri tak akan mampu menghitungnya.
BAB 05 TANDA-TANDA
BUTANYA MATA HATI
“KESUNGGUHANMU
UNTUK MENCAPAI SESUATU YANG TELAH DIJAMIN PASTI BAGIMU DAN KETLEDORANMU
TERHADAP KEWAJIBAN YANG DIAMANATKAN KEPADAMU MENUNJUKKAN BUTANYA MATA HATIMU”.
Kata Ijtihad disini mengisyaratkan bahwa mencari rizki tanpa kegigihan yang sangat tidak akan menurunkan kedudukan ibadahmu di sisi Allah, bahkan kadang itulah yang dicari.
Kata Ijtihad disini mengisyaratkan bahwa mencari rizki tanpa kegigihan yang sangat tidak akan menurunkan kedudukan ibadahmu di sisi Allah, bahkan kadang itulah yang dicari.
Adapun tanda-tanda tidak
memiliki kesungguhan dalam mencari rizki adalah Ridha (rela) terhadap apa yang
terjadi, hanya takut kepada Allah pada saat mencari rizki dan menjag tata krama
dalam bekerja.
Jika kesungguhanmu dalam bekerja
menyibukkanmu dalam kesibukan duniawi yang menyebabkanmu menyepelekan perintah
Tuhan mu maka disaat itulah hatimu sedang mengalami kebutaan yang nyata. Ingat,
terkadang Allah menyiksa hambaNya bukan hanya dengan musibah dan kesengsaraan
lahir, melainkan yang jarang terasa, rasa enggan untuk menjalankan perintahNya
dan rasa ringan untuk melakukan ma’siat itu
juga merupakan siksa dari Allah.
Penulis mengakhiri bab enam ini
dengan mengutip Firman Allah dalam Al
Qur’an surat Thaha ayat 132, yang artinya;
“Perintahkanlah kepada keluargamu supaya mendirikan Shlat dan
sabarlah dalam melaksanakannya, Kami (Allah) tidak menuntutmu agar mencari
rezeki, Kami (Allah) yang menjamin rezekimu, dan akibat (kemenangan yang
terakhir) adalah bagi orang yang bertaqwa”.
BAB 06 SEMUA DOA
PASTI AKAN DIKABULKAN
“Janganlah
keterlambatan pemberian Tuhan kepadamu, padahal engkau telah bersungguh-sungguh
dalam berdoa (Ilhah) menjkadikanmu putus harapan, sebab Allah telah menjamin
menerima semua doa sesuai apa yang dikehendaki Nya untukmu bukan menurut
kehendakmu, dan pada waktu yang ditentukan Nya bukan pada waktu yang engkau
tentukan”.
Yang dimaksud Ilhah (bersungguh-sungguh)
adalah berulang-ulang dalam memohon (berdoa). Ilhah itu perlu, sebagaiman sabda
Rasulullah saw: “ sesungguhnya Allah menyukai orng yang bersungguh-sungguh
dalam doanya”.
Dalam
berdoa manusia menjadi 3 macam:
1.
Orang yang
berdoa kepada Allah dengan kepasrahan total, baik doa itu dikabulkan oleh Allah
ataupun tidak semua diserahkan kepada Nya. Orang seperti ini jika pasrahnya
benar maka bisa memperoleh keridhaan Allah dan hatinya selalu bergantung kepada
Allah, baik doanya dikabulkan ataupun tidak, dia tidak boleh berhenti dalam
berdoa hanya disebabkan lamanya pengabulan doa tersebutatau karena hal lain.
2.
Orang yang
selalu berada dalam rahmat Allah dan percaya dengan janji Allah bahwa setiuap
doa pasti akan dikabulkan, dia selalu menunggu keputusan Allah. Orang seperti
ini selalu menyalahkan dirinya karena keteledorannya dan mungkin ada syarat doa
yang belum terpenuhi hingga doanya tidak (belum) dikabulkan oleh Allah. Sebab
hal ini dia berputus asa untuk berdoa dan hanya mengharapkan opemberian dari
Allah.
3.
Orang yng
selalu berdiam diri dalam rahmat Allah karena adanya suatu pamrih, menyebutkan
alasan yang menyebabkan berdoa, dia selalu lupa dan beharap terkabulnya doa
.orang seperti ini kadang ragu terhadap janji Allah bingung dan akhirnya putus
asa yang tiada sebabnya.
Kita tidak boleh putus asa dalam
berdoa, karena Allah telah berjanji bahwa jika kita mau berdoa, Allah pasti
akan mengabulkannya. Akan tetapi yang perlu diingat adalah dikabulkannya doa
tersebut adalah sesuai yang dikehendaki Allah bukan atas kehendak kita dan
waktunya pun sesuai dengan kehendak Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat
Al Qashas yang artinya : “ Tuhan mu lah yang menjadikan segala yang
dikehendakiNya dan memilihNya sendiri,
tiada hak bagi mereka memilih”.
Rasulullah saw bersabda bahwa
setiap doa pasti akan memperoleh satu diantara tiga hal, yaitu:
- · Adakalanya doa dikabulkan di dunia sesuai dengan permohonannya.
- · Adakalanya pahala dari doa tersebut diwujudkan sebagai pahala kelak di akhirat.
- · Adakalanya Allah menjauhkan bala’ (bencana) yang seimbang dengan permohonannya.
Sedangkan wujud dan waktu
dikabulkannya doa tersebut sesuai dengan kehendakdan pilihan Allah,
dikarenakan;
- Bisa jadi bila dikabulkan sesuai permohonannya akan merusak orang yang berdoa, baik dalam urusan agama maupun dunianya.
- Agar hamba tersebut mengerti kekuasaan Allah dan agar hamba tidak mendikte/menghukumi Allah tetapiu Allahlah yang membuat hukum bagi hamba Nya.
- Karena maksudnya orang diperintah berdoa supaya menunjukkan kefakiran (kemiskinan) nya di hadapan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar