BAB 19 TAKDIR ALLAH
ADA PADA SETIAP WAKTU
“ Kebodohan tidak akan meninggalkan sesuatu pada orang yang berharap
bisa mengadakan sesuatu dalam satu masa, selain apa yang dijadikan Allah pada
masa itu.”
Orang yang sangat bodoh adalah orang yang pada satu waktu
mempunyai harapan bisa mengadakan sesuatu selain hal yang telah dijadikan oleh
Allah baginya pada waktu tersebut. Kapan orang tersebut telah mapan pada satu
pekerjaan dan tidak melanggar aturan Allah, maka ia tidak boleh berpindah pada
pekerjaan lain atau pindah ke maqam tajrid, orang yang berada di maqam tajrid
tidak boleh berpindah ke maqam kasab (mencari kerja), hingga Allah memindah orang tersebut yang
biasanya disertai dengan tanda-tanda.
Sungguh amat bodoh orang yang akan melakukan sesuatu yang
tidak dikehendaki oleh Allah Swt., karena tiada suatu saat yang berjalan
melainkan di situ ada takdir Allah yang dilaksanakan,. Allah berfirman dalam
surat Ar rahman: 29, yang artinya : “ setiap saat Dia (Allah) menentuka suatu
urusan.”
Oleh karena itu seorang hamba sebaiknya berserah diri dengan
sempurna dan dengan kerelaan hati kepada ketentuan Allah pada setiap waktu,
sebab ia harus percaya kepada rahmat dan kebijaksanaan kekuasaan Allah.
BAB 20 HUKUM
PENUNDAAN BERAMAL PADA WAKTU LUANG
“ Penundaanmu beramal (kebajikan) pada saat adanya waktu luang
menandakan kebodohan yang mempengaruhi jiwa.”
Jika ada orang yang ingin mencapai maq am ihsan (ma’rifat) lalu pada
saat waktu luang (kosong) tidak segera beribadah tapi selalu menunda
melaksanakannya, hal itu disebabkan karena kebodohan kebodohan yang
mempengaruhi jiwanya. Jadi bilaada waktu kosong dari pekerjaan dunia,
usahakanlah sesegera mungkin diisi dengan melakukan ibadah.
Kebodohan yang mempengaruhi jiwa disebabkan tiga hal,
yaitu:
·
Karena ia mengutamakan duniawi
·
Menunda beramal kepada masa yang ia sendiri
tidak mengetahui apakah ia akan mendapatkan kesempatan itu (lagi).
·
Lemahnya azam, niat dan hasrat
BAB 21 HUKUM MEMINTA
PINDAH DARI SUATU MAQOM
“ Jangan engkau meminta kepada Allah agar mengeluarkanmu dari suatu hal
(pindah) pada hal yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakinya tentu Dia
telah memindahkanmu tanpa merubah keadaanmu (yang lemah).”
Oarang yang suluk (ingin mencapai maqam ma’rifat) itu juga
bis ajuga mempunyai pandangan bahwa apa yang dialaminya setiap hari, seperti
bekerja, mengaji dan mengajar adalah hal yang merintangi hatinya menghadap
kepada Allah. Lalu ia memohon kepada Allah supaya Allah mengeluarkan dirinya dari
apa yang dialaminya setiap hari, gagasan dan permohonan seperti itu adalah kurang tepat. Sebab jika
Allah menghendaki seseorang untuk menjadi kekasihnya, bisa jadi Allah
menempatkan orang tersebut jadi orang yang giat beribadah tanpa meninggalkan
apa yang dialaminya setiap hari, semua itu tergantung pada keinginan dan
persiapannya sendiri
Allah menjadikan manusia dengann segala hajat kebutuhannya,
maka manusia tidak perlu khawatir, ragu atau jemu terhadap sesuatu pemberian
Allah, meskipun berbentuk penderitaan bala’ pada lahirnya, tapi pada hakikatnya
adalah nikmat yang amat besarbila tabah dan rela menghadapinya sebab tidak ada
sesuatu yang tidak terbit dari rahmat dan hikmah Allah.
BAB 22 UJIAN BAGI
SALIK (ORANG YANG BERJALAN MENUJU MA’RIFAT ALLAH)
“ Tiada berkehendak semangat seorang salik (orang yang berjalan menuju
ma’rifat Allah untuk berhenti saat
terbuka baginya (sesuatu yang ghaib), melainkan ia diperingatkan oleh suara
hakikat ma’rifat Allah: “Yang kau cari (jauh) berada di depanmu”. Dan tidak
tampak baginya keindahan ciptaan Allah melainkan ia diperingatkan oleh hakikat
ciptaan Allah: “Sesungguhnya kita adalah fitnah (ujian bagimu), maka janganlah
kamu menjadi kafir”.
Seorang salik (orang
yang sedang berjalan menuju ma’rifat Allah) biasanya dibukakan hatinya oleh
Allah hingga bisa mengetahui berbagai macam rahasia ciptaan Allah, hukum atau
yang lainnya. Semisal hal-hal ghaib yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.
Bila salik sudah sampai titik tersebut, maka ia memiliki
prasangka bahwa tujuannya telah tercapai, lalu ia berhenti, saat si salik
berhenti maka hakikat ma’rifat Allah berkata: “Teruslah berjalan dan jangan
berhenti, bukan itu yang kau cari, yang kau cari masih berada jauh di depanmu”.
Terkadang seorang salik juga diperlihatkan oleh Allah dengan
keindahan-keindahan ciptaan Allah, seperti diberikan rizki yang melimpah dan
lain sebagainya. Hal ini bisa membuat orang lupa diri dan senang hingga
melupakan tujuannya semula yaitu ma’rifat kepada Allah, pada saat seperti ini
hakikat ciptaan Allah berkata: “Aku adalah fitnah yang Allah ujikan kepadamu,
maka janganlah terpedaya olehku hingga menjadikanmu kafir”.
Dalam berjalan menuju ma’rifat Allah jangan menoleh kepada
yang lain (selain Allah, seperti harta dan keindahan dunia) yang akan
menghambat perjalananmu. Tapi gunakanlah setiap waktumu dengan berdzikir dan
mendekatkan diri kepada Allah, karena hal itu bisa menjadi benteng
pertahananmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar