BAB 39 SEGALA PEMBERIAN BERASAL DARI ALLAH
“Jangan engkau melampaui niat
tujuanmu kepada yang selain Allah. Karena sungguh Dzat Yang Maha Mulia (Allah)
itu tidak dapat dilangkahi oleh suatu harapan (angan-angan)”.
Kalau kita memohon sesuatu kepada
selain Allah, jangan sampai permohonan itu melampaui batas, karena Allah adalah
dzat yang maha pemurah. Boleh meminta kepada selain Allah, tetapi kita tidak
boleh percaya bahwa selain Allah itulah yang memberi, kita harus berkeyakinan
bahwa Allah lah yang memberi dengan perantaraan orang yang kita mintai
tersebut.
BAB 40 ALLAH YANG MEMENUHI SEGALA HAJAT (KEBUTUHAN) MANUSIA
“ Jangan mengadu (meminta) hajat
kepada selain Allah, sebab Allahlah yang memberi (menurunkan) hajat itu
kepadamu. Maka bagaimanakah sesuatu selain Allah akan dapat menyingkirkan sesuatu
yang telah diletakkan oleh Allah. Siapa yang tidak bisa menyingkirkan bencana
yang menimpa dirinya sendiri, maka bagaimanakah akan dapat menyingkirkan
bencana dari yang lainnya”.
Bila terjadi suatu bencana yang
menimpa dirimuhingga engkau membutuhkan suatu pertolongan, maka jangan
mengharap kepada selain Allah, karena segala sesuatu selain Allah juga
mempunyai hajat (kebutuhan) seperti engkau. Ia tidak memenuhi hajatnya tanpa
pertolongan Allah, maka bagaimana mungkin ia dapat memenuhi hajatmu.
‘Atha Al Khurasani berkata: “ Saya
bertemu dengan wahb bin munabbih di suatu jalan, maka kemudian saya berkata kepadanya: “ Ceritakanlah suatu
hadits yang dapat saya ingat, tetapi persingkatlah”. Maka wahb bin munabbih
berkata: “ Allah telah memberi wahyu kepada nabi Dawud as. : “Hai Dawud, demi
kemuliaan dan kebesaran Ku, tiada seorang hamba Ku yang minta pertolongan
kepada Ku dengan sungguh-sungguh kepada Ku dan tidak pula pada selain Ku, Aku
mengetahui yang demikian dari niatnya, kemudian orang itu akan diperdaya oleh
penduduk langit yang tujuh dan bumi yang tujuh, melainkan Aku pasti akan
menghindarkannya dari semua itu. Sebaliknya demi kemuliaan dan kebesaran Ku, tiada
seorang yang berlindung kepada seorang makhluk Ku, tidak kepadaku dan Aku
ketahui yang demikian dari niatnya melainkan Aku putuskan ia dari rahmat yang
dari langit, dan Aku longsorkan bumi di bawahnya, dan Aku biarkan ia dalam
lembah jurang yang mana ia akan binasa.”
BAB 41 BERBAIK SANGKA TERHADAP ALLAH
“ Jika engkau tidak berbaik
sangka terhadap Allah karena sifat-sifat Allah yang baik, maka berbaik
sangkalah kepada Allah karena karunia (pemberian) Nya kepadamu. Bukankah Ia
selalu memberikan rahmat dan karunia Nya kepadamu? ”.
Berbaik sangka kepada Allah ada dua
macam, yaitu:
·
Berbaik sangka kepada Allah karena sifat-sifat
Nya yang bagus dan indah. Seperti, sifat pemurah, pengasih, penyayang, pemberi ampunan
dan lain sebagainya.
·
Berbaik sangka karena anugerah dan karunia Allah
yang telah diberikan kepada hamba Nya pada setiap waktu, setiap jam dan setiap
menit.
Saat seorang hamba benar-benar
berbaik sangka kepada Allah, orang tersebut akan mempunyai rasa cinta kepada
Allah dan berserah diri sepenuh hati kepada Allah, ini jika berbaik sangkanya
karena sifat-sifat Allah yang agung, tapi bila berbaik sangkanya karena
anugerah dan karunia Allah, orang tersebut akan selalu bersyukur atas ni’mat
Allah dan selalu mengharapkan datangya fadhal dan rahmat dari Allah semata.
BAB 42 LARI DARI ALLAH TANDA BUTANYA MATA HATI
“ Keajaiban yang sangat
mengherankan (ajaib) terhadap orang yang lari dari apa yang sangat dibutuhkan,
dan tidak dapat lepas daripadanya, dan berusaha untuk mencari apa yang tidak
akan kekal padanya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, melainkan yang
buta ialah mata hati yang ada di dalam dada “.
Bila ada orang yang dalam hidupnya
melarikan diri dari Allah, tidak mau melakukan perbuatan yang dapat mendekatkan
diri kepada Allah, tetapi justru kehidupannya digunakan untuk mencari sesuatu
yang tidak bisa kekal, hal ini muncul dikarenakan butanya mata hati yang ada di
dalam dada.ia mengutamakan bayangan daripada hakikat, mengutamakan yang
sementara dan meninggalkan yang kekal abadi, dan mengutamakan yang rusak
daripada yang kekal untuk selamanya. Itulah tanda dari buta mata hati. Maka berwaspadalah
dan teruslah bermuhasabah barangkali kita tergolong orang yang demikian itu. Na’udzu billah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar