BAB 43 TUHAN ADALAH PUNCAK DARI SEGALA TUJUAN
“ Jangan berpindah dari satu alam
ke alam yang lain, berarti sama dengan khimar (keledai) yang berputar di
sekitar penggilingan, ia berjalan menuju ke tempat uju ke tujuan, padahal dari tempat itu pula ia
memulai perjalanannya, tetapi hendaklah engkau pergi dari semua alam menuju
kepada pencipta alam. Sesungguhnya kepada tuhan mu puncak dari segala tujuan”.
yang dimaksud pindah dari satu alam
ke alam lain yaitu menjalankan ibadah dan mujahadah untuk tujuan selain Allah,
seperti beribadah dengan tujuan agar mendapat pangkat yang tinggi, agar
mendapatkan surga, agar mendapatkan kekayaan dan lain sebagainya, ini namanya
beribadah tanpa ada ruh keikhlasan di dalamnya.
Yang dibenarkan adalah menjalankan
ibadah dengan tujuan untuk dapat memperoleh ridha Allah semata. Beribadah karena
menginginkan kedudukan, kekayaan, atau kekeramatan dunia atau akhirat, berarti
masih berada di alam hawa nafsu, belum sampai pada tujuan ikhlas yaitu bersih dari
segala tujuan selain menuju kepada Allah. Orang seperti ini sama dengan keledai
yang berputar di tempat penggilingan.
Nabi Isa as. Pernah bersabda kepada
sahabat hawariyyun: “Berbagai ni’mat
kesenangan yang ada padamu adalah karunia Allah kepadamu, maka kiranya manakah
yang lebih besar harga (nilai) nya? Apakah pemberiannya ataukah yang memberi?”.
BAB 44 SETIAP AMAL TERGANTUNG NIATNYA
“Dan perhatikanlah sabda Nabi
saw: Maka barang siapa hijrah menuju kepada Allah dan Rasulullah (karena
menurut perintah Allah dan Rasulullah), maka hijrahnya akan sampai kepada Allah
dan Rasul Nya. Dan barang siapa yang hijrah karena kekayaan dunia yang akan
didapat, atau karena perempuan yang akan di nikahi nya, maka hijrahnya terhenti
pada apa yang ia hijrah kepadanya. Pahamilah sabda Nabi saw tersebut dan
renungkanlah hal ini jika engkau mempunyai kecerdasan faham”.
Inti dari hadits di atas adalah
bahwa beramal yang tidak diniati dengan ikhlas karena Allah swt., maka hijrah
tersebut akan terhenti pada tujuan yang sangat rendah dan tidak berarti, dan
juga tidak akan sampai pada keridhaan Allah. Barang siapa yang hijrahnya
ditujukan pada kepentingan dunia maka hanya dunialah yang akan didapatnya,
sedang di akhiratnya ia akan sengsara. Akan tetapi jika semua yang dilakukannya
dengan tujuan mendapatkeridhaan Allah, maka Allah akan menjamin hidupnya baik
di dunia maupun di akhirat.
Abu sulaiman Ad Darani berkata: “Andaikan aku disuruh memilih untuk masuk
surga firdaus ataumelakukan shalat dua raka’at, niscaya aku memilih shalat dua
raka’at. Karena di dalam surga aku dengan bagianku, sedang dalam shalat aku
dengan tuhanku”.
BAB 45 KRITERIA DALAM MENCARI TEMAN
“Jangan berteman dengan orang
yang tingkah lakunya tidak bisa membangkitkan semangatmu untuk taat kepada
Allah, dan kata-katanya tidak bisa menunjukkan engkau ke jalan allah”.
Dalam mencari seorang teman, kita
harus memilih dengan hati-hati, karena teman dapat mempengaruhi diri kita, bila
teman kita baik maka kitapun akan menjadi baik, sebaliknya bila teman kita
buruk, meskipun kita orang baik lama kelamaan kita dapat terpengaruh dan
mengikutinya. Oleh karena itu, carilah teman yang dapat membangkitkan
semangatmu untuk selalu taat beribadah, mau memberikan nasehat, dan mau
mengingatkanmu bila kita berbuat salah.
Sahl bin abdullah berkata: “berhati-hatilah (jangan) berteman dengan
tiga macam manusia, yaitu: pejabat pemerintah yang kejam, ahli Qurra’ yang
selalu mencari muka, dan orang tashawuf gadungan (yang bodoh tentang hakikat
tashawuf)”.
Sufya Ats Tsaury berkata: ”siapa yang bergaul dengan orang banyak
harus mengikuti mereka, dan siapa yang mengikuti mereka maka harus bermuka-muka
pada mereka, dan siapa yang memilki banyak muka pada mereka, maka akan binasa
seperti mereka juga”.
BAB 46 AKIBAT BERTEMAN DENGAN ORANG YANG LEBIH RENDAH AKHLAKNYA
“kemungkinan engkau berbuat
kekeliruan (dosa), maka ditampakkanlah
kepadamu sebagai kebaikan, oleh karena persahabatanmu dengan orang yang jauh
lebih rendah akhlak (iman) nya daripadamu”.
Jika engkau berteman dengan orang
yang lebih rendah rendah akhlaknya dari dirimu, terkadang bila kamu melakukan
keburukan, engkau anggap baik keburukan itu, karena sudah menjadi watak
manusia, jika melihat orang yang ada di bawahnya, maka dalam beramal dirinya
merasa sebagai orang yang lebih utama.
Bersahabat dengan orang yang lebih
rendah akhlak dan imannya itu sangat berbahaya, sebab efek yang nyata dari persahabatan
itu adalah saling mempengaruhi, saling memercayai, sehingga dengan demikian akan
sangat sulit untuk dapat melihat atau mengoreksi kesalahan yang kita lakukan,
bahkan karena kesetiaannya ia akan membela kita dalam kesalahan, dosa dan
kekeliruan itu, dengan begitu kita pasti akan binasa bersamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar